Senin, 16 Agustus 2010

Style punk, objek bisnis para pemilik modal…


Membicarakan tentang komunitas punk,memang tidak akan pernah habisnya dan selalu menarik untuk diungkap.Dalam hal ini adalah kaitan antara style punk dan harga jual style mereka di pasaran yang ternyata banyak diminati oleh para remaja Indonesia yang memang konsumtif.
Bagi saya,punk itu adalah sebuah gherakan dari sekelompok orang(utamanya para pemuda)yamg ingin berontak terhadap masyarakat yang telah mapan dan dikomersilkan selama ini.Tapi sayang akhirnya mereka juga menjadi korban komersialisasi.Mereka akhirnya menjadi objek mencari uang oleh para kapitalis-kapitalis.Komunitas punk yang selalu identik dengan menggunakan celana ketat  yang sobek disana-sini serta penuh dengan emblem atau badge,potongan rambut mohawk ala suku indian,serta kaos uang mereka kenakan penuh dengan tulisan protes-protes sosial mereka.Selain itu komunitas ini juga identik dengan sepatu both dan juga lagu-lagu yang berisikan protes sosial dengan musik yang super cadas.Disamping itu mereka juga bicara tentang perdamaian,antipenindasan dan penggusuran,dan slogan anti-anti mereka.
Tujuan mereka melakukan semua ini,terutama pada style mereka tidak lain untuk mendobrak tatanan masyarakat yang sudah dimapankan oleh system dengan menciptakan gaya hidup baru dengan gaya berpakaian yang tidak lazim bagi masyarakat pada umumnya dan juga untuk mencuptakan sebuah counter culrure(budaya pelawanan) terhadap budaya yang ada di masyarakat.
Namun ironisnya style ala punk ini dijadikan objek para kapitalis untuk memperoleh pundi-pundi uang dengan memproduksi celana super ketat ala anak punk dan juga model rambut mohawk mereka telah menjadidaya jual bagi para tukang cukur rambut.Betapa lucunya hal ini,mereka yang berusaha berontak terhadap masyarakat yang memuakkan saat ini akhirnya harus menjadi objek para kapitalis untuk komoditas bisnis mereka.Haruskah komunitas punk merubah stylenya agar tidak melulu dijadikan objek bisnis ??