Jumat, 11 April 2008

PENDIDKAN UNTUK RAKYAT………………? NONSENS

Melihat dari judul diatas, kita pasti beranggapan bahwa usaha-usaha pemerintah untuk menjamin hak-hak rakyatnya hanyalah angin belaka, terutama di bidang pendidikan.Padahal kita tahu sendiri bahwa “mencerdaskan kehidupan berbangsa” adalah salah satu dari tujuan berdirinya Republik ini, namun kita lihat bagaimana dunia pendidikan di negri ini.

Di bidang pendidikan Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara-negara tetangga kita, padahal negara2 tetangga kita dulu mesti mengimport tenaga pengajar untuk diperkerjakan di negrinya sono.Tapi sekarang kita lihat di sekitar kita bnyak ank-anak yang tdk sekolah.Program wajib belajar 9 tahun yang di canangkan pemerintah pemerintah dan juga dengan adanya program BOS, ternyata tidak efektif untuk mengurangi jumlah anak-anak putus sekolah di tanah air ini.Dana untuk pendidikan yang tercantum dalam APBN terus di sunat untuk keperluan yang tidak jelas.Pesangon para birokrat gila dan para pejabat terus di tambah, padahl uang yang mereka gunakan itu adalah hasil dari sumbangan rakyatnya sendiri yang nantinya harus digunakan demi kpentingan penyumbang itu sendiri, nyatanya masih banyak teman-teman kita yang belum merasakan hasil dari sumbangan mereka sendiri.Sembako murah, pendidikan murah, biaya kesehatan gratis itu hanya ada di negri antah berantah bukan disini.

Kita lihat realita banyak dijumpai anak-anak yang masih berusia sekolah harus rela terampas dunia bermainnya demi membantu orang tua mereka agar dapur tetap berasap.
Hal ini banyak kita jumpai tidak hanya di kota bahkan di pelosok desa.Berjuta anak bangsa tidak sekolah, karena biaya yang semakin mencekik leher.Pendidikan tanpa batas adalah hal yang kita dambakan, tanpa adanya perbedaan antara si kaya dan si miskin kita semua sama, volume otak kita sama, lahir juga dari lobang vagina, apa yang mesti di banggakan ?

Pendidikan untuk rakyat yang kita idam idamkan selamaini hanyalh khayalan semata .Banyak sekolah-sekolah di negri ini sudah tercemar sistem kapitalis tetapi mereka tidak sadar telah menjalankan faham biadab ini.Sebagai contoh seorang anak konglomerat yang bodoh nya sebodoh kerbau pun bisa akan dipermudah jalannya agar bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, di lain pihak seorang anak buruh tani yang otaknya secerdas Albert Einstein tidak akan bisa melanjutkan Sekolah nya hanya dikarenakan tidak bisa membayar sejumlah uang yang diinginkan sekolahnya.Pendidikan di Negara dunia ke-3 ini tidak akan berubah, seperti di zaman kolonial dimana hnya anak –anak dari para yang berduit dan yang berkuasa saja yang bisa sekolah. Tidak salah jika Marjinal dalm salah satu lagunya mengatakan bahwa pendidikan itu ajang bisnis.Ajang bisnins bagi guru –guru yang tidak sadar akan tugas mereka dan oknum-oknum lainnya yang hanya mengincar keuntungan dari adanya lembaga pendidikan ini.Tentunya Ki Hajar Dewantara akan sedih bila melihat realita pendidikan di negri yang dicintanya ini, di mana masih banyak orang-orang yang menyandang gelar sebagai “Orang yang buta huruf dan tidak tau baca dan tulis”

PENDIDIKAN TANPA BATAS
BUKANLAH UNTUK RAKYAT
PEMBODOHAN SAMPAI JADI MAYAT
(Sepotong lagu dari Bunga Hitam)

(Penulisan ini terinspirasi dari lagu Marjinal dan Bunga Hitam yang berjudul “Aku mau sekolah gratis dan Pendidikan tanpa batas)